Empat hari melaksanakan Ujian Akhir di Semester 4, Alhamdulillah akhirnya selesai saya hadapi. Mulai Senin 14 Juli 2014 kemarin sampai hari ini. Memang kalau dibandingkan dengan Universitas, Politeknik agak lebih lama jadwal pelaksanaan UAS-nya. Temen saya yang kuliah D3 di kampus USU, kemarin awal Ramadhan udah mulai libur. Sementara saya yang di POLMED ini mesti berjuang sampai pertengahan Ramadhan. Menghirup udara liburan pun pas udah mau mendekati Lebaran. Eeeh, kata menghirup udara itu kok kesannya kayak orang baru abis keluar dari penjara yaa?? Hihihi.. ^_^ (amit-amit deh)

Sedikit gambaran, UAS setiap harinya dimulai dari jam 08.00 sampai dengan selesai. Bergantung jadwal mata kuliah masing-masing. Pun ada juga yang mungkin dapat jadwal masuknya pas udah jam ujian kedua. Satu hari bisa sampai tiga mata kuliah. Semester kemarin malah pernah juga kelas saya kedapatan mata kuliah yang ketiga itu di jam paling akhir, sekitar jam 2 siang baru mulai. Dengan durasi sekitar 60-80 menit per mata kuliah. Alhamdulillah, tahun ini dapat jadwal yang lebih bersahabat.

Selesa-Menghadapi-UAS-Kuliah

Bagaimana kondisi UAS Semester ini?

Saya merasa kurang nyaman dengan UAS di Semester 4 ini. Entah kenapa pastinya. Mungkin karena saya memang gak terlalu fokus memikirkan nilai atau tentang ujian begituan. Yang penting saya berusaha untuk tetap melakukan apa yang bisa saya kerjakan. Pada prinsipnya, saya akan berusaha mengerjakan sesuatu dengan semaksimal yang saya mampu. Itu saja. Ketika diminta untuk menyelesaikan ujian. Okeh, saya hadapi. Tinggal cari jawaban kan?

UAS itu sebenarnya sangat mudah! Dengan catatan, kalau kita memang benar-benar ON dalam menerima materi satu semester di kelas. Iyaah, hanya itu kuncinya. Ketika kita mulai sepele dan acuh terhadap perkataan Dosen, iyaa sudah! Bersiap saja untuk duduk kebingunan menatapi kertas ujian dan berharap ada lemparan jawaban dari teman sekelas. That’s Real? Kamu mau dapat nilai bagus, ikuti saja pikiran sang Dosen.

Nah, mungkin itu dia sebabnya kenapa UAS tahun ini terasa begitu melelahkan bagi saya. Karena dari kemarin saya sudah mulai bandel. Mahasiswa yang pinter dan rajin pasti selalu prepare dengan segala perlengkapan kuliahnya. Sedang saya tidak! Bahkan buku catatan (binder) saja kertasnya udah abis. Sampai sekarang belum saya beli. Sekiranya mendesak paling saya minta ke teman. Terlambat datang pun udah pernah. Gak pas kuliah aja, semalam pas ujian terakhir saya telat beberapa menit. Setidaknya yang penting saya masih niat dateng. 😀

Berarti kamu di kelas cuman dateng, duduk dan diam aja yaa?

Enggak dunkss.. Walaupun bandel saya tidak sebodoh itu. Saya akui saya memang malas. Apalagi mendengarkan ceramah siang hari dari salah satu dosen. Yang isinya kebanyakan penjelasan tentang teori hitung-hitungan mulu. Satu soal aja jawabannya bisa dua papan tulis!

Rasa bosan pun begitu sulit dihindari. Yang terkadang akhirnya malah berubah menjadi rasa ngantuk. Cuman walau begitu, saya tetap berusaha untuk mengerti alur cerita yang disampaikan. Karna gak nyatet, jadinya paling diakhir jam kuliah materi tersebut saya dokumentasiin aja lewat Smartphone. Kalau udah dihapus? Tinggal pinjem catatan temen yang rajin. Hehehe.  😀 Ada kemauan pasti ada akal deh!

Belajar pas disitu mau UAS!

Seperti kata pepatah,

“Kamu yang nanam pohon, buahnya kelak untukmu juga”.

Kurang lebih begitu (walaupun mungkin agak terdengar asing). Sehari menjelang ujian, mau tidak mau saya mesti berpikir keras. Seolah me-review kembali apa yang sudah terjadi di kelas beberapa bulan lalu. Satu-satunya cara adalah membongkar foto-foto yang saya punya. Repot juga, apalagi kalau ada yang kelewat (gak terfoto). Yang pasti lebih enak kalau punya catatan lengkap lah.

Tapi satu hal yang unik dari sini adalah saya pikir seharusnya saya bisa lebih hebat ketimbang mereka yang rajin nyatet di kelas. Bayangkan saja hanya dengan waktu semalam, mau gak mau otak saya jadi terpacu untuk memahami persoalan. Anehnya ketika ujian, saya tetap bisa menjawab soal juga. Sama seperti mereka. Bahkan tanpa mesti berharap banyak menunggu umpan silang dari temen sekelas. Sebenarnya kebiasaan malas ini gak patut dicontoh juga sih. Kecuali kamu masih punya kegiatan lain yang lebih membuat kamu rajin. ^_^

Aneh yang lainnya lagi adalah, kemarin saya malah udah dua kali dapat predikat Mahasiswa dengan IPK tertinggi untuk tingkat Program Studi. Nah lhoh? Ini salah satu bukti, yang punya senjata lengkap saja belum tentu bisa memaksimalkan potensi yang dia punya. Terkadang saat orang merasa dirinya sudah pintar, justru belum tentu hasilnya selalu maksimal. Setiap orang mestinya perlu juga merasa bodoh, supaya dirinya terdorong untuk kebelet mau belajar. Senjata yang bisa saya andalkan palingan cuman prinsip ini:

“Saya harus kerjakan, sebisa yang saya mampu saya kerjakan.”
Target-Belajar-Sikap-Kualitas-Diri

Mestinya belajar malah asyik dengan yang lain!

Alasan yang membuat saya malas adalah dikarenakan sebenarnya minat saya bukan hanya di dunia Elektro saja. Saya punya hasrat di bidang lain. Saya pun juga ingin mengembangkan kemampuan lain, yang mungkin tidak saya dapatkan dari bangku kuliah saja. Maka dari itu, mau tidak mau saya jadi sering kali berhadapan dengan masalah waktu. Ini bukan hal yang mudah! Terkadang saya bahkan rela begadang. Kemarin pas UAS pun juga, parah kan?

Semakin banyak yang ingin kita pelajari, toh waktu tetap 24 jam sehari. Jadi yang melar itu mestinya otak kita. Bagaimana supaya semuanya tetap berjalan. Walaupun pasti ada satu atau dua yang menjadi korban, karna mesti dijadikan prioritas terakhir. Bagi saya UAS malah bukan menjadi prioritas utama. Salah yaa? Kayaknya enggak. Saya bukannya gak belajar, saya tetap belajar. Yang saya yakini bahwa sebenarnya menilai proses belajar itu gak semata-mata harus bergantung pada UAS. Yang penting adalah kualitas kita mestinya bertambah. Itu saja pikirkan!

Lalu setelah ini apa?

Aktifitas kampus sementara libur sampai 9 Agustus nanti (mudah-mudahan kalau gak ada hal ini itu). Baru kemudian seminggu setelahnya libur semester sampai 22 September. Yang jelas waktu ini akan saya gunakan sebaik mungkin. Insya Allah saya mau:

  • Menyelesaikan planning yang belum sempat saya tuntas kan kemarin-kemarin.
  • Belajar dan terus belajar dari kekurangan yang belum saya pelajari.
  • Meningkatkan kualitas ibadah di sisa Bulan Suci Ramadhan tahun ini.
  • Menyambut Idul Fitri bersama keluarga.
  • Dan mempersiapkan diri untuk beberapa planning berikutnya.

Masuk tingkat akhir nantinya, saya rasa tantangan baru akan semakin banyak menanti di depan. Doain yaa!! ^_^

*****

Sekedar berbagi cerita saja. Bagi Sahabat yang udah mau meluangkan waktu mampir membaca, saya ucapkan terima kasih. Atau mungkin Sahabat pernah  merasakan hal yang sama? Silahkan berkomentar di bawah tulisan ini. Saya sangat senang sekali bisa bertukar pikiran dengan Sahabat semua. 🙂

Selamat Beraktifitas kembali!