Beberapa dari Anda mungkin tidak begitu menyadari. Atau sama sekali tidak tahu. Kalau sebenarnya dahulu di Indonesia — sebelum zaman penjajahan Belanda — penyebutan istilah hari Minggu itu belum ada. Yang ada ialah hari Ahad. Terdengar seperti bahasa Arab?

Iyaa memang.

Begitupun dengan nama hari-hari yang lain. Senin (al-Itsnayn), Selasa (al-Tsalaatsa’), Rabu (al-Arba’aa), Kamis (al-Khamsatun), Jum’at (al-Jumu’ah), Sabtu (as-Sabat).

Oke, kalau memang benar begitu. Lalu kenapa kok diganti jadi hari Minggu? Kenapa yang menjadi resmi dan dikenal orang banyak adalah sebutan hari Minggu? Yang dicetak di kalender-kalender pun juga tertulis hari Minggu?

Iyaa memang.

Karena istilah hari Minggu itu sudah terlanjur resmi dijadikan sebagai salah satu nama hari di Indonesia — hingga saat sekarang ini.

Bukan ingin menyesali atau ingin protes kepada pemerintah. Di tulisan ini penulis hanya ingin mengajak teman-teman untuk lebih menyadari arti dari sebutan istilah nama hari tersebut.

Apa bedanya Hari Ahad dan Hari Minggu?

Nah, sebelum itu mari kita bahas dulu asal-usul hari Minggu.

Asal-Usul Hari Minggu

Dari berbagai literatur yang sempat penulis baca bahwa istilah hari Minggu ini diambil dari bahasa Portugis, yakni Domingo (dari bahasa latin Dies Dominicus — “Dia Do Senhor”) yang artinya “Hari Tuhan Kita”.

Dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah Sunday. Tahu apa artinya? “Hari Matahari”. Sama seperti di beberapa negara lain juga merepresentasikan hari Minggu ini dengan Hari Matahari. Jerman (Sonntag), Belanda (Zondag), Denmark (Söndag), Swedia (Søndag).

Ini diadaptasi dari tradisi Romawi yang memberikan nama hari dari nama-nama dewa. Dalam mitologi Jerman dan Nordik, istilah matahari disini diperumpamakan sebagai dewi Sunna atau Sol.

Asal usul hari minggu

Wikipedia

Istilah hari Minggu ini di Indonesia kemudian mulai diperkenalkan sejak sekitar akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20.

Bahkan sampai dibuat dalam standarisasi internasional, ISO 8601. bahwa hari Minggu merupakan hari terakhir atau ketujuh dalam seminggu. Representasi penanggalan hari Minggu ini telah digunakan sejak tahun 1988 — dikutip dari Wikipedia.

Hari Minggu = Hari Beribadahnya Umat Kristen

Bagi umat Kristen, hari Minggu ini dijadikan sebagai hari kebangkitan atau hari peristirahatan. Identik dengan hari Tuhan. Sekaligus hari peringatan akan bangkitnya Yesus — Nabi Isa ‘alaihissalam. Makanya setiap hari Minggu mereka gunakan sebagai hari untuk beribadah di Gereja-gereja.

Walaupun sebenarnya secara perintah tertulis — di kitab Injil — tidak pernah ada anjuran untuk umat Kristen agar melaksanakan ibadah di hari Minggu tersebut.

Hari Ahad Bagi Umat Islam

Sebenarnya bagi umat Islam di hari Ahad, tidak ada yang spesial. Secara maknanya dari bahasa Arab, Ahad itu esa. Yaumul Ahad artinya adalah hari pertama. Sudah itu saja.

Yang menjadi hari yang diutamakan dalam agama Islam justru adalah hari Jum’at — hari keenam dalam sepekan. Yakni hari berkumpul atau berjamaah.

Pada hari ini kaum laki-laki dari umat Islam dianjurkan untuk shalat Jum’at. Dianjurkan untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa Salam. Ada keutamaan membaca surah Al-Kahfi di hari Jum’at. Dan keutamaan-keutamaan lainnya.

Infografis keutamaan hari jumat

umma.id

Di negara Arab Saudi liburnya bukanlah hari Ahad melainkan hari Jum’at. Ini agar memudahkan bagi kaum muslimin yang ingin melaksanakan shalat Jum’at dan memperbanyak ibadah lainnya yang sunnah.

Berbeda dengan kaum agama lainnya, umat Islam memang langsung diperintahkan oleh Allah untuk beribadah kepada-Nya pada hari Jumat. Ini seperti firman Allah Subhanahu wa ta’ala :

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu untuk mengingat Allah.” [QS. Al-Jumuah : 9]

Dan Allah ‘Azza wa Jalla sendiri lah yang telah memilih bagi umat ini hari Jumat yang padanya Allah telah menyempurnakan penciptaan makhluk-(Nya). Seperti pada salah satu hadits dari Abu Hurairah dan Hudzaifah, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Salam pernah bersabda :

Allah menyimpangkan kaum sebelum kita dari hari Jum’at. Maka untuk kaum Yahudi adalah hari Sabtu, sedangkan untuk orang-orang Nasrani adalah hari Ahad, lalu Allah membawa kita dan menunjukan kita kepada hari Jum’at.” [Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya (II/286) kitab al-Jum’ah]

Sebutan Hari Ahad, Mengingatkan Pada Tauhid

Kita sudah sebutkan diatas bahwa bagi umat Islam pada hari Ahad sebenarnya tidak ada keutamaan.

Namun dari segi istilah penyebutan nama hari — jika dibandingkan hari Minggu — tentu hari Ahad lebih baik untuk kita sebutkan. Karna Ahad artinya satu atau esa. Ini mengingatkan kita bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala adalah Tuhan yang Maha Esa.

Selain itu, alasan yang paling utama adalah dengan kita kembali pada hari Ahad artinya kita mengingkari bahwa Yesus adalah Tuhan — seperti yang diyakini oleh kaum Kristen.

Sudah sepatutnya kita sebagai umat muslim untuk menghindari pengucapan atau penggunaan kata hari Minggu ini dalam nama-nama hari. Ini jika Anda sudah tahu apa arti dibalik istilah hari Minggu seperti yang sudah kita jelaskan diatas.

Adapun jika Anda tadinya belum tahu, mungkin masih bisa dimaklumi. Karna dalam benak Anda belum ada makna dibaliknya.

Akan tetapi jika Anda sudah tahu — kalau hari Minggu itu adalah hari Tuhan (bagi kaum Kristen) — dan Anda masih saja mengucapkan hari Minggu, maka disini seolah-olah Anda pun sudah ikut membenarkan kebiasaan kaum Kristen tentang meyakini hari kebangkitan Tuhan mereka tersebut. Ini yang perlu kita hindari teman-teman.

Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‎مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” [HR. Ahmad 2: 50 dan Abu Daud no. 4031]

Jadi sudahlah lupakan kata hari Minggu mulai dari saat ini. Sepakat yaa?

Oke, sekarang kita akan bahas sedikit tentang keanehan bagi yang masih berpegang pada istilah hari Minggu.

Hari Minggu itu Hari Ketujuh atau Hari Pertama?

Katanya hari dalam sepekan itu dimulai dari hari Senin dan hari Minggu itu adalah hari ketujuh. Tapi kenapa kok dalam penulisan di kalender hari Minggu itu masih diurutan yang pertama? Sedangkan hari Senin setelahnya hari Minggu. Iya, kan?

Teman-teman pasti sudah langsung terbayangkan, kan? Tanggal merah atau hari Minggu itu posisinya dimana kalau di kalender. Paling pertama — paling kiri. Sementara hari Sabtu posisinya paling kanan ujung. Atau kalau diurut jadinya merupakan hari yang ketujuh.

Jadi aneh, kan?

Sebenarnya tidak aneh sih, karna memang aslinya kan hari pertama itu hari Ahad tadi. Cuman dirubah saja jadi hari Minggu. Sayangnya mereka lupa untuk ubah urutan posisi harinya di kalender. 🙂

Hari Minggu Selalu Menjadi Hari Libur Sedunia

Keanehan berikutnya, hari Minggu ini bak primadona. Sudah dipastikan selalu menjadi tanggal merah atau hari libur. Di setiap negara begitu. Bukan cuman di Indonesia saja. Kecuali tadi yang udah kita sempat sebut, Arab Saudi liburnya di hari Jumat.

Karna seperti arti dari Hari Minggu itu tadi sebagai hari peristirahatan atau hari ibadahnya umat Kristen. Jadinya dibikin libur.

Ini soal kesepakatan yang sudah berlaku di banyak negara. Kalau ditarik kembali ke sejarahnya, iyaa wajar saja karna memang saat itu yang lebih mendominasi adalah umat Kristen.

Bisa saja suatu saat di masa yang mendatang, ketika umat Islam kembali bangkit — tegaknya khilafah Islamiyah — maka hari Ahad yaa tidak libur lagi. Bisa saja. Liburnya jadi hari Jumat. Dan saat itu nanti Anda pun tidak bisa protes, bilang ini kok bawa-bawa agama sih?

Iyaa memang sudah begitu. Terima saja. Hehe.

Sama seperti saat ini. Kita —umat muslim— gak bisa protes minta libur hari Jum’at di Indonesia. Bahkan di beberapa perusahaan ada kaum muslimin yang kesusahan untuk melaksanakan Shalat Jum’at karna memang masih masuk jam kerja. Terutama di negara yang umat Islamnya minoritas. Bahkan sampai ada yang dilarang pun juga ada. Ini fakta yang terjadi.

Nama Hari Atau Simbol Agama?

Menarik saat saya membaca salah satu tulisan dari saudari Aprilia Kumala di situs mojok.co. Beliau seolah-olah kok semacam ada kekesalan atau alergi dengan orang-orang yang lebih memilih sebutan hari Ahad ketimbang hari Minggu.

Kalau yang dipertanyakan mana yang resmi dan diakui saat ini, iyaa jelas penggunaan kata hari Minggu. Gak usah dibahas. Sudah jelas itu.

Menurut saya ini tidak selamanya bisa dijadikan acuan baku tentang mana yang benar dan mana yang salah — dalam arti kebenaran yang sesungguhnya.

Kemudian penulis bertanya, “Apakah alasan religius harus selalu menjadi dasar berlakunya ketentuan bagi semua masyarakat?”

Jawaban saya pribadi, harusnya iya.

Kenapa kok tidak boleh?

Oke coba dibalik.

Sementara penggunaan kata Minggu saja juga berangkat dari alasan yang religius. Penulis juga mengakuinya dalam tulisannya tersebut. Asal-usul hari Minggu itu dari mana kita sama-sama sudah sepakat.

Sekarang ini memang banyak yang anti dengan Islam. Meskipun agamanya sendiri adalah Islam — di KTP.

Seperti kemarin marak tidak boleh bilang kafir. Umat Islam harusnya lebih toleransi dengan mengatakan umat lain dengan sebutan non muslim. Aneh! Yang kayak gini itu harusnya yang lebih cocok dibilang maksa.

Sudah sangat jelas hari Minggu itu sangat melekat erat dengan simbol Agama Kristen. Meskipun secara bahasa resmi, kata ini diterima secara global oleh semua agama saat ini sebagai salah satu nama hari. Tapi orang awam pun juga tahu — bahkan anak SD juga tahu — hari Minggu itu harinya umat Kristen beribadah di Gereja.

Jadi kenapa kok giliran orang-orang mau kembali menggunakan istilah hari Ahad dilarang? Dibilang mau dijadikan simbol Agama? Tidak juga. Ahad yaa artinya hari pertama dalam sepekan. Bukan berarti simbol agama. Selesai, kan?

Toh umat Islam juga tidak berarti mengganti ibadah Shalat Jumat menjadi Shalat Ahad. Tidak ada.

Penggunaan Hari Ahad Berubah Sejak Tahun 1960-an

Ini juga menarik.

Dalam tulisan yang sama di Mojok.co tadi, penulis juga membantah tentang penggunaan hari ahad sempat berlaku sejak sebelum tahun 1960-an. Beliau mengatakan dalam telusurannya bahkan di tahun 1940-an sudah ada penggunaan kata hari Minggu ‘secara resmi’. Minggoe, Senen, Selasa, Rebo, Kemis, Djoem’at, dan Sabtoe.

Dalam tulisan lain oleh situs turnbackhoax.id, juga ingin membuktikan bahwa istilah penggunaan hari Minggu ini lebih benar. Dengan menampilkan beberapa kalender jadul yang menggunakan penulisan hari Minggu.

Menurut saya, keduanya tidak benar-benar bisa membuktikan. Pun narasi yang beredar tentang penggunaan hari Minggu tidak ada sebelum tahun 1960-an itu bisa jadi adalah narasi yang salah juga.

Kenapa begitu?

Karena memang informasi yang benar-benar valid menyatakan secara resmi tentang penggunaan nama-nama hari sejak jaman dahulu itu seperti apa memang tidak ada.

Paling juga kita cuman bisa menelusuri dokumen-dokumen lama entah itu dari search di google atau lewat perpustakaan. Melihat disana yang ada tertulis itu nama harinya seperti apa. Apakah disana tertulis hari Minggu atau hari Ahad.

Kalender tahun 1945 hari ahad bukan minggu

Kalender 1945 Hari Ahad

Kalender 1960 mei hari ahad bukan minggu

Mei 1960 Hari Ahad

Kalender lama januari hari ahad

Kalender Jadul Hari Ahad

Karna jika ditelusuri dari google saja. Kita juga akan temukan penggunaan kata Ahad pada tahun-tahun sebelum 1960-an bahkan setelahnya juga beberapa masih ada. Berarti ini benar? Resmi juga?

Maka kesimpulannya di tahun-tahun dulu penggunaan hari Ahad di kalender-kalender itu memang benar ada. Bisa dikatakan resmi juga, kan? Dan begitupun hari Minggu juga sudah ada.

Kemudian manakah yang lebih dulu?

Ini hanya jawaban pendapat pribadi saya saja. Saya lebih condong pada pendapat, sebenarnya hari Ahad lebih dulu dikenal oleh orang-orang di Indonesia. Sayangnya, hari Minggu kemudian yang lebih dulu diresmikan dan dicetak secara massal. Kira-kira begitu.

Kenapa saya bisa berpendapat seperti ini?

Seperti yang sudah saya sebutkan diawal paragraf tulisan ini. Nama-nama hari di Indonesia itu diadopsi dari bahasa Arab. Kita semua sepakat. Bahkan salah satu tulisan di Mojok.co yang tadi saya sebutkan menentang penggunaan hari Ahad pun penulisnya sepakat.

Ketujuh-tujuh nama hari di Indonesia asalnya dari bahasa Arab. Mulai Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu. Masak iya, ada satu hari yang menggunakan bahasa portugis — Minggu?

Ini tidak lain karna memang istilah hari Minggu dikenal di Indonesia belakangan. Yang lebih dulu, jelas hari Ahad!

Tentang narasi adanya kampanye yang memang disengaja untuk menggantikan penggunaan hari Ahad menjadi hari Minggu. Wallahu a’lam.

Hari Ahad Sudah Sejak Dulu, Hari Ahad Mulai Saat ini dan Nanti!

Jadikan itu slogan di hati kita teman-teman. Terutama kita sebagai muslim.

Mulailah membiasakan diri untuk menggunakan istilah hari Ahad. Ketimbang hari Minggu yang asal-usulnya sudah kita tahu diatas seperti apa.

Gunakan Istilah Hari Ahad, Meskipun Tidak Resmi!

Ini bukan soal mana istilah yang resmi atau tidak resmi. Mana yang saat ini diakui oleh lembaga-lembaga, instansi, perusahaan ataupun pemerintah. Bukan soal itu teman-teman.

Ini soal prinsip!

Seperti ada orang yang lebih suka menggunakan istilah panggilan ayah dan ibu dalam keluarganya. Ada yang lebih suka dengan istilah mama dan papa. Ada juga yang lebih memilih panggilan umi dan abi.

Yasudah. Boleh, kan? Boleh.

Kita tidak perlu saling merusak satu sama lain. Panggilan ayah dan ibu itu lebih resmi kok secara KBBI. Betul. Adanya juga peringatan hari ayah dan hari ibu malah.

Masak iya mau diganti hari mama, hari papa, hari bunda, hari ayahanda, hari umi atau hari abi. Enggak juga.

Namun, secara prinsip saya lebih memilih menerapkan panggilan umi dan abi dalam keluarga saya.

Lalu jika saya menyuarakan kepada teman-teman untuk menggunakan istilah umi dan abi. Apakah salah? Tidak, kan.

Jadi jika ada orang yang lebih memilih istilah penyebutan hari Ahad dalam nama-nama hari. Meski tidak resmi, apakah salah?

Tidak. Tetap sah-sah saja. Tidak ada yang perlu merasa aneh. Sepakat?

Untuk istilah ayah dan ibu tadi, masih bisa diterima lah. Karna memang tidak memiliki arti yang ‘lain’ dibaliknya. Sedangkan hari Minggu? Meskipun resmi tapi ada sesuatu makna dibaliknya yang perlu kita hindari.

Mudah-mudahan setelah membaca tulisan yang panjang ini Anda jadi lebih paham. Saya sangat menyarankan Anda baca dari awal hingga akhir. Bukan sepotong-sepotong.

***

FYI, saya sengaja gak terbitkan tulisan ini di hari Ahad. Karna hari Ahad sebenarnya hari yang biasa saja. Apalagi saya yang dikerjaan kerjanya pakai jadwal shift. Gak berasa tanggal merah. Gak ada istilah weekend. Libur shift iyaa bisa hari apa saja.

Alhamdulillah.. 😀

Semoga bermanfaat.

Sumber referensi :

  • www.idntimes.com/hype/fun-fact/dita-3/asal-usu-nama-hari-c1c2/4
  • id.wikipedia.org/wiki/Minggu
  • kompasiana.com/halimi-zuhdy/575fc93dd29273af08990818/tahukan-anda-mengapa-hari-ahad-diganti-dengan-hari-minggu
  • umma.id/post/hadits-hadits-tentang-keistimewaan-hari-jumat-365809?lang=id
  • almanhaj.or.id/3315-keutamaan-dan-keberkahan-hari-jumat.html
  • pixabay.com/id/photos/buku-kalender-notebook-menulis-1945499/