Bismillah.. Tulisan ini hanya bersifat tanggapan pribadi. Melihat fenomena beberapa pegawai bank yang memutuskan –hijrah– resign bekerja dari bank konvensional. Dan menanggapi pendapat beberapa kalangan yang membolehkan tetap bekerja di bank.

Dari Jabir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang memakan harta riba, yang memberikan riba, pencatat transaksi riba dan dua saksi yang menyaksikan transaksi riba.” Kata beliau, “Semuanya sama dalam dosa” (HR. Muslim no. 1598).

Hadits diatas sebenarnya sudah sangat jelas.

Bekerja sebagai pegawai bank konvensional termasuk didalamnya. Dan pilihan Anda sudah tepat jika memutuskan untuk resign.

Semoga Allah segera gantikan dengan pekerjaan yang lebih baik.

Perintah Allah pun sangat tegas terkait masalah riba. Dalam surah Al-Baqarah ayat 279. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا۟ فَأْذَنُوا۟ بِحَرْبٍ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَإِن تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَٰلِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ

“Maka jika kamu tidak mengerjakannya (meninggalkan sisa riba), maka ketauhilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu”.

***

Tinggalkan Harta Riba, Tinggalkan Pekerjaan Riba

bunga bank riba atau tidak

pexels.com/Pixabay

Untuk Anda yang masih bekerja di bank. Sudahlah tinggalkan. Saatnya berhenti bekerja di bank.

Baik itu harta riba –yang sudah jelas dilarang– maupun pekerjaan yang mengandung riba didalamnya. Sama-sama dilarang dalam Islam.

Coba ingat lagi tugas kita di dunia.

Untuk apa kita diciptakan? Yang utama bukanlah untuk mencari harta, harta dan harta. Melainkan ibadah. Lantas kenapa terlalu risau? Takut untuk resign dari bekerja di bank. Atau pekerjaan lain yang sejenisnya.

Kalau sudah ada larangan tinggalkan riba. Tinggalkan. Kehilangan pekerjaan di dunia masih lebih baik ketimbang Allah dan RasulNya memerangi dan melaknat kita. Na’udzubillah..

Lah, terus kalau gak kerja nanti jadi pengangguran. Mau makan apa?

Belum lagi kalau sudah berkeluarga. Kasih nafkah anak dan istri mau pakai apa?

Hitung-hitungan nalar kita memang merasa itu perkara yang sulit. Bagi Allah tidak lah demikian. Pertolongan Allah kan luas. Apalagi kepada hamba-hambaNya yang ingin bersungguh-sungguh menjalankan syariat yang Allah perintahkan.

Rezeki pun datangnya dari Allah. Maka kembalikan lagi kepadaNya. Minta kepadaNya. Tawakal pada Allah. Bukan malah terus-terusan bergantung kepada manusia.

Tentu kita juga harus terus berusaha. Semaksimal yang kita bisa. Betul, cari kerja memang gak mudah.

Tapi minimal untuk sekedar bertahan hidup rasa-rasanya gak lah terlalu sulit. Asal ada kemauan. InsyaaAllah.

Kalau yang dikedepankan gengsi. Lain cerita.

Kalau mau langsung jadi kaya lagi. Langsung dapat pekerjaan pengganti yang gajinya juga besar. Takut miskin. Gak siap merubah gaya hidup tiba-tiba.

Iya pantaslah. Wajar Anda pasti akan bilang perkara ini sulit. Sulit untuk resign bekerja dari bank.

Filosofi Pengusaha yang Bangkrut

berhenti kerja di bank mau makan apa

newstula.ru

Saya pernah mendengar pernyataan Mas J –pengusaha– ketika diwawancarai. Dari youtube.

“Gimana kalau Mas J bangkrut dari usaha-usahanya saat ini. Dan harus memulai bangkit lagi dari nol?”, tanya narasumber.

“Setidaknya saya masih punya akal dan ilmu..”, jawab Mas J.

Gak punya modal. Gak punya uang. Masih bisa kerja sama dengan orang lain. Bantu jual produk orang lain. Bahkan jika harus jualan di pinggiran jalan. Juga gak masalah. Pelan-pelan kumpulin modal lagi.

Yang jelas ada banyak cara untuk sekedar bisa makan dan minum. Memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Gunakan segala apa yang kita miliki. Usaha maksimal.

Resign Bekerja Dari Bank, Mulai dari Nol Lagi?

Resign bekerja dari bank juga gak semerta-merta bikin uang Anda langsung habis jadi nol kan? Setidaknya pasti masih ada. Dan itu bisa digunakan untuk bangkit kembali memutar roda kehidupan.

Masih punya motor bisa sementara jadi tukang ojek. Gak masalah kan. Ojek pangkalan minimal.

jadi ojek online setelah resign dari bank

media.skyegrid.id

Mau yang keren dikit coba daftar ojek online. Bahkan yang kerja di ojek online saja merasa tercukupi kok. Dan sebagian malah menjadikannya sebagai profesi utama.

Masih punya ilmu akutansi. Manfaatkan. Jago hitung-hitung. Bisa buka kursus matematika buat anak sekolahan. Atau yang lebih expert siapa tahu bisa jadi konsultan.

Jangan terlalu mengkerdilkan rezeki Anda sendiri. Kita gak tahu skenario yang Allah sudah siapkan untuk kita. Di masa depan. Kenapa berpikirnya hanya kondisi buruk saja. Kenapa gak berpikirnya yang lebih baik.

Bisa jadi malah setelah resign dari bank, tahunya Allah kasih Anda kesempatan jadi seorang pengusaha berpenghasilan milyaran. Mau?

Saya bantu doakan.. semoga Allah mudahkan usaha teman-teman yang sudah berani hijrah dari bekerja di bank. Dapat pekerjaan yang lebih baik. Aamiin..

Yang Membolehkan Bekerja di Bank Konvensional

Saya sempat baca salah satu website islami. Gak usah disebut lah ya. Nama web-nya persis seperti temanya. Dengan akhiran domain (dot)co. Anda pasti tahu.

Kebanyakan konten-konten lainnya –yang sudah saya baca– pun banyak yang saya tidak sependapat. Bukan berarti saya merasa lebih tahu dari mereka. Bukan. Saya akui ilmu saya masih lah jauh dibawah mereka.

Sangat jauh mungkin.

Disisi lain, yang sependapat dengan website tersebut pun pasti ada. Bahkan juga beberapa ada diantaranya ustadz. Atau mungkin dosen-dosen dari kampus islam. Atau mungkin juga Anda.

Di mana-mana sering terjadi perbedaan pendapat. Bukan hanya soal hukum muamalat kontemporer. Lainnya pun begitu.

Kembali kepada diri masing-masing. Jika mau belajar. Silahkan. Anda bisa jadikan artikel ini sebagai bahan diskusi. Atau silahkan tanya dan ikut kajian langsung kepada ahlinya. Lebih baik.

Keutamaan Majelis Ilmu Dihadiri Para Malaikat

Menanggapi tulisan di ‘website’ tersebut. Kenapa yang sering disoroti ustadz Khalid Basalamah saja –hafidzhahullah– ? Bilangnya kok tidak ahli soal hukum riba. Oke, katakanlah poin ini benar.

Tapi coba lihat ustadz yang lainnya. Ustadz Erwandi Tarmizi kurang ahli kah di bidang fikih muamalat?

Dalam tulisannya, penulis menanggapi kisah Ikbal. Seorang pegawai bank yang berhenti kerja dari bank. Setelah mengikuti kajian ustadz Khalid. Seolah-olah tindakan yang diambil oleh Ikbal salah.

Berhenti kerja di bank usai dengar kajian

Berhenti kerja di bank usai dengar kajian

Berikut artikel yang dibahas dalam tuliaan ‘website’ tersebut : “Rela Berhenti Kerja Usai Dengar Kajian ‘Hijrah’ Basalamah

Aneh.

Kesannya penulis banyak tidak setuju dengan kajian ustadz Khalid.

Dan lagi-lagi saya merasa aneh. Penulis lebih memilih mengikuti kajian tentang riba di komunitas musik. Mungkin katakan lah narasumber yang hadir memang ahli di bidangnya. Namun konsep majelisnya saja seperti itu. Kajian diselingi penampilan musisi.

kajian tentang riba diselingi musik

islami.co

Bukan apa-apa. Mungkin konsep yang diusung memang lebih kepada diskusi tentang riba. Nuansa yang santai dan asyik untuk sebagian kalangan.

Namun, saya lebih menyarankan kepada teman-teman –khususnya pembaca blog ini. Jika memang ingin belajar ilmu agama, datangilah majelis ilmu. Yang konsepnya lebih ilmiah dan jelas merujuk kepada Al-Quran dan hadits. Kajian dari para asatidz. Dan ini lebih utamanya di Masjid.

Bahkan kita juga bisa mendapat keutamaan lainnya yaitu dinaungi para malaikat. Keutamaan ini tidak bisa didapat dari majelis musik.

Dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhuma, mereka berdua berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

“Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir (mengingat) Allah, melainkan mereka dikelilingi oleh para malaikat, diliputi oleh rahmat, diturunkan sakinah (ketenangan), dan mereka disebut oleh Allah di hadapan malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2700)

Wallahu a’lam..

Bunga Bank itu Bukanlah Riba

Menurut perspektif mereka, bunga bank itu masih khilaf di para ulama. Ada yang bilang haram, mubah, syubhat. Sehingga untuk orang yang bekerja sebagai pegawai bank pun sama. Bisa boleh. Bisa dilarang.

Katanya bunga bank itu bukan riba. Bunga bank bisa digunakan untuk maslahat. Pembangunan umat secara keseluruhan.

Mungkin saya belum mengerti.
Dimana letak maslahat-nya bunga bank itu?

Dari buku yang pernah saya baca. Beberapa ekonom dunia saja mengakui kerusakan dari bunga bank.

“Suku bunga menghambat pertumbuhan ekonomi, karena suku bunga menghalangi lajunya gerak modal menuju kebebasan. Jika suku bunga mungkin dihapuskan maka modal akan bergerak laju dan tumbuh dengan cepat”,
Jhon Maynard Keynes

Bunga bank bukan lah suatu bentuk keadilan.

“Berdasarkan hitungan matematika bahwa harta di dunia akan dikuasai oleh segelintir orang pemberi modal dalam bentuk riba, karena ia tidak akan pernah mengalami kerugian, dan sebaliknya si penerima pinjaman dihadapkan kepada kenyataan untung-rugi”,
DR. Schacht Hjalmar

Saya lebih condong ke pendapat para ulama yang secara tegas mengharamkan bunga bank –karna termasuk riba.

Wallahu a’lam..

Saya tidak mengajak pembaca blog ini untuk berdebat. Bahkan seorang awam pun saya yakin sebenarnya bisa merasakan. Keburukan yang ditimbulkan dari bunga bank itu sendiri.

Bunga bank merupakan penyebab terjadinya inflasi

Secara sederhananya begini.

Nasabah simpan uang di bank dengan nilai tertentu. Bank memberikan pinjaman uang –nasabah– kepada pengusaha. Bank menerapkan bunga pinjaman.

Pengusaha gak mau rugi. Biar bisa bayar bunga maka harga produk pun dinaikkan. Untuk menutupi biaya produksi.

Kemudian nasabah yang menabung uang di bank tadi diberikan bunga simpanan. Karna kan bank sudah pakai uang nasabah.

Namun disini bank pun gak mau rugi. Bunga simpanan yang diberikan pasti selalu lebih kecil daripada bunga pinjaman.

Lumayan selisihnya bisa menjadi keuntungan buat bank.

Nah, karna ada bunga pinjaman dan harga produk naik. Kemampuan daya beli konsumen pun menurun. Semakin naik suku bunga bank, akan semakin terasa.

Terjadilah cost-push inflation. Inflasi yang disebabkan oleh dorongan biaya produksi.

Pada akhirnya yang dirugikan adalah pihak selain bank. Maka jelas praktek riba tidak akan pernah adil.

Ekonomi Global Butuh Merujuk Al- Quran

Ini bukan soal larangan syariat Islam saja. Menariknya di agama kristen pun dulunya juga mengharamkan riba.

Kemudian hari muncul lah teori-teori yang berusaha membolehkan. Sekelompok golongan berusaha menghalangi larangan-larangan dari gereja tentang praktek riba ini. Dan berhasil.

Menariknya lagi. Seiring berjalannya waktu. Ternyata ekonomi global pun sempat mengalami krisis yang cukup parah. Banyak bank yang sampai pailit.

Penyebabnya karna faktor praktek riba. Yang terjadi pada tahun 2008 lalu.

Krisis ekonomi global 2008 penyebabnya bunga bank riba

thebalance.com

Terbukti. Bank-bank dunia yang menerapkan konsep syariah –tidak mendukung riba– mereka tidak terkena dampak.

Kenyataan ini memaksa bank-bank konvensional untuk akhirnya berinisiatif membuka unit usaha syariah. Karna hampir 50% nasabah mereka pada cari aman. Pindah ke bank syariah.

Pada awal 2009 ada sekitar 400 bank islam dan ribuan unit usaha Syariah di seluruh dunia.

Di Indonesia, Anda tahu sendiri kan. Banyak. Bank-bank yang asalnya bukan bank syariah. Tapi merupakan unit usaha dari bank induknya –bank konvensional.

Yang aslinya dari awal berdiri sebagai bank syariah adalah Bank Muamalat. Namun, seiring waktu sepertinya juga sudah tidak murni lagi.

Sampai sini paham? Riba itu ngeRi Banget.
Sudah terbukti.

Baca juga : “Investasi Emas mudah dengan Tabungan Emas, Cara Berpikir Anda Salah

“Saya pikir, dalam menghadapi krisis ekonomi global ini kita sangat membutuhkan membaca Al-Quran dari pada Injil untuk memahami apa yang sedang terjadi dengan dunia perbankan kita, karena jika para praktisi perbankan kita menghargai ajaran, undang-undang, dan sistem yang disampaikan Al-Quran serta menerapkannya saya yakin krisis dan bencana ekonomi ini tidak akan melanda kita, yang membawa kita kepada kondisi yang mengenaskan…”,
Boufice Fanson (Pimred Majalah Prancis “Challenges” edisi Oktober 2008)

Kesimpulan

Bunga bank itu riba. Begitu pun bekerja di bank konvensional. Termasuk tolong-menolong dalam riba. Dan ini sudah jelas dilarang oleh agama. Setiap pelakunya berdosa.

Saya masih takut resign dari bank. Di usia yang sudah berkeluarga dan punya anak. Ini keputusan yang sulit.

Coba tanya kan kembali diri Anda. Sebelum bekerja di bank. Anda bisa dapat rezeki yang cukup dari mana?

Sekarang sudah banyak komunitas-komuntas anti riba. Xbank salah satunya. Ada baiknya Anda juga ikut dalam komunitas atau group di sosial media yang semisal.

Bisa jadi pengaruh lingkungan disekitar orang-orang yang mendukung riba. Membuat Anda masih ragu. Lihat pengalaman orang lain yang berhasil keluar dari riba.

Perbanyak bekal ilmu. Ikuti kajian-kajian yang membahas tentang riba. Yang jelas berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Bukan kajian-kajian riba yang membolehkan.

Share ke teman-teman Anda jika tulisan ini bermanfaat. Atau Anda punya tanggapan seputar topik diatas? Silahkan tulis di kolom komentar.

Barakallahu fiikum..