Kalau kita cermati baik-baik, sebenarnya tidak semua diantara kita yang ngakunya pelajar itu benar-benar serius dalam hal yang namanya belajar. Walaupun mulai dari setiap pagi sampai siang kita terus-terusan dihadapkan dengan papan tulis dan guru di dalam kelas, tetap saja proses pembelajaran belum tentu dialami oleh setiap siswa. Kenapa demikian?

cara-belajarAnaloginya sangat sederhana. Setiap pelajar yang ada di sekolah ataupun perguruan tinggi itu sebenarnya belum tentu ia sepenuhnya memerlukan pelajaran yang akan diajarkan oleh sang guru di kelas. Coba perhatikan, dalam satu hari pasti ada beberapa pelajaran yang wajib kita ikuti. Belum lagi dalam seminggu ada beberapa pelajaran lainnya yang menunggu untuk dipelajari.

Apakah benar semuanya memang butuh kita pelajari sekaligus? Dan dalam beberapa bulan berikutnya kita pun dituntut untuk bisa menyelesaikan test sebagai penentuan, hasilnya hanyalah berupa nilai. Ditambah lagi setiap hari akan ada tugas harian yang menanti untuk kita kerjakan. Sirkulasi seperti ini lah yang sangat sering terjadi.

Yang tidak bisa mengikuti pola pembelajaran dari setiap guru akan tertinggal dan terus tertinggal. Sekalipun kita tidak bisa mengerjakan tugas, secara tidak langsung kita dituntut untuk segera menyelesaikannya. Kalau tidak nilai pun akan terancam. Karena seakan-akan tidak ada pilihan lain. Maka menyontek dengan teman adalah pilihan yang paling tepat untuk dilakukan. Kalau gak ngerjain kan kita jadi malu.

Belum lagi saat dikelas, kalau kita tidak mengerti pelajaran bukannya sang guru akan membimbing kita tapi yang ada malah pelajaran akan terus berlanjut. Biasanya tolak ukur yang selalu diambil sebagai patokan adalah siswanya yang paling pintar saja.

Alhasil yang bodoh akan semakin bodoh dan yang pintar akan bertambah pintar.
Nah, kalau begini coba pikir apakah cara seperti ini sudah efektif?

Belajar Memang Karena Butuh!

Kita perhatikan contoh lainnya. Ibaratkan sahabat sedang ingin sekali bisa bermain gitar, pengen bisa memasak, mau pandai matematika, mau bisa memperbaiki Televisi, dll. Terus apa yang akan sahabat lakukan? Tentu bisa mulai dengan iseng-iseng bertanya kepada teman yang sudah pandai. Atau orangtua, kakak dan saudara yang bisa diminta untuk mengajari kita. Atau pun bisa juga dengan langsung mengikuti les privat bagi yang punya uang cukup.

Secara simple saja, disaat seperti ini kita sebenarnya sudah memasuki suatu proses pembelajaran juga. Dan bahkan lebih asyik. Kenapa? Karena memang kita yang menginginkannya dan kita butuh akan ilmu tersebut. Intinya kitalah yang mencari guru bukan sang guru yang menunggu kita dikelas.

belajar-di-kelas

Kita akan terus mempelajarinya sampai kita benar-benar bisa. Tidak ada paksaan waktu tertentu. Dan tidak ada pula tekanan. Tidak ada tuntutan kita harus bisa seperti ini dan seperti itu. Tidak ada juga ejekan apabila kita masih belum bisa. Jadi disaat kita melakukan kesalahan pun kita tidak perlu merasa khawatir dan malu. Tanpa diminta untuk mengerjakan tugas setiap hari oleh guru, saya berani jamin kita sendiri akan selalu bersemangat untuk terus berlatih bahkan hingga larut malam sekalipun.

Terkadang untuk bisa mempelajari sesuatu juga tidak harus selalu sistematis seperti yang ada pada buku atau kurikulum. Kita sendiri tentu lebih tahu mana yang lebih dahulu harus kita cari tahu dan mana yang berikutnya. Intinya iyaa harus dipraktekan dulu. Nanti jika ada hal yang belum kita ketahui pasti akan ketahuan juga. Disaat itulah kita perlu belajar lagi untuk melengkapi apa yang belum kita ketahui sebelumnya.

Maka pada dasarnya indikator orang yang sedang belajar adalah selalu merasa ingin tahu dan disaat sudah tahu pasti akan ada hal lain yang masih terasa belum diketahui. Jadi, proses belajar itu iyaa akan terus berlanjut.

Belajar Sekolahan vs Belajar Otodidak

Berikut kesimpulan yang bisa kita petik:

  1. Belajar lah disaat kita memang membutuhkan.

    Kita lah yang lebih tahu apa yang perlu kita pelajari hari ini. Antara kita dan orang lain tentu memiliki kapasitas kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Jadi, kenapa harus dipaksakan?

  2. Belajar bisa dari mana saja asal kita memang punya keinginan belajar.

    Orang yang kebelet ingin belajar pasti selalu punya cara untuk menemukan guru dalam proses belajarnya. Tidak harus guru di sekolah atau dosen kuliahan. Seperti apapun kondisinya, dari apa saja dan dimana saja kita bisa memetik pelajaran. Intinya Sahabat benar-benar mau belajar atau tidak?

  3. Belajar butuh praktek langsung agar kita benar-benar mengerti.

    Sebelum kita mengerti satu hal jangan terlalu ngebet atau buru-buru untuk mempelajari hal yang lainnya. Kenapa? Karena yang penting itu paham dulu. Percuma tahu banyak tapi besoknya kita udah lupa. Mending tahu sedikit tapi lengket di kepala. Untuk itu sudahkah Sahabat praktek atas pelajaran kita hari ini?

  4. Belajar butuh evaluasi maka tuliskan apa yang sudah kita capai dan apa yang ingin dicapai.

    Belajar tidak boleh hanya sekedar numpang lewat dan berjalan seperti aliran sungai saja. Kita harus tahu sudah seberapa banyak yang kita pelajari dan seberapa lagi yang perlu kita pelajari. Persis seperti ketika kita ingin mengisi air ke dalam botol. Tanpa melihat tentu air akan tumpah dengan sia-sia. Itulah pentingnya evaluasi. Kita lihat seberapa banyak air yang sudah terisi, jika sudah penuh segera ganti dengan botol lainnya. 😀

Belajar dari Tidak Tahu menjadi Tahu

Satu hal yang perlu diingat:
Indikator orang yang belajar itu adalah adanya perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Antaranya ada selisih waktu tertentu. Misalkan hari ini saya belum bisa menulis di blog dan bulan depan saya sudah bisa. Maka diantara itu saya sudah melakukan proses pembelajaran. Nilai atau peringkat bukanlah suatu patokan atau indikator utama dalam proses belajar.

Jadi, jangan mau tertipu oleh lingkungan sesat dunia pendidikan!! Banyak pelajar yang hanya capek-capek mengejar nilai semata tanpa memikirkan sudahkah ilmu yang dipelajari bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

Cukup lah kita bertanya kepada diri sendiri saja. Sudahkah ada perubahan yang saya capai antara hari ini dan kemarin? Jika misalnya kita sudah melewati proses belajar selama satu semester di sekolah, tapi toh belum ada perubahan yang kita rasakan sama sekali. Maka itu artinya kita sudah tertipu di dalam zona nyaman dunia pendidikan!! Seterusnya bagaimana?? Ayo pikirkan!! ^_^

Indikator-Belajar-Efektif

Akhirnya, semoga tulisan Bagaimana Cara Belajar yang Baik dan Efektif ini bisa bermanfaat. Silahkan baca juga artikel lainnya yang berjudul Kenapa Harus Sekolah? Tetap semangat belajar dan teruslah berkarya Sahabat!!
Selamat beraktifitas..